Senin, 18 Februari 2008

काबर baru



nampang dikit bersama polis diraja malaysia.ini ketika warga dari hindraf - etnis india di malaysia sedang demo. kebetulan ada jurnalis dari jepang mau foto saya. tanpa ba-bi-bu ya jefret di fotret depan polis anti rasuah diraja malaysia. tanggal 8 maret, malaysia akan mengundi anggota parlemen - sebelumnya parlemen telah dibubarkan. nah pemilu di malaysia tidak seramai indonesia tampak biasa-biasa saja. pasang bendera saja sikit. tidak warna-warni disetiap gang. ya banyak dialog kampanyenya. sekian dulu, laporan dari negeri jiran. tetangga serumpun melayu.

Selasa, 12 Februari 2008


the producer

Senin, 11 Februari 2008




SEMESTER BARU INI SAYA MENGAJAR BERSAMA TIM DOSEN (TEAM TEACHING) HANYA UNTUK KELAS JURNALISTIK SEMESTER IV & VI JURUSAN KOMUNIKASI FISIP UNTIRTA.

MATA KULIAH YANG DIAMPU KAMI BERTIGA DI ANTARANYA ;
1. MATA KULIAH PENULISAN FEATURE
2. MATA KULIAH JURNALISME INVESTIGASI
3. MATA KULIAH TEKNIK SELEKSI DAN PENYUNTINGAN BERITA
4. PENULISAN BERITA 1

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH DI ATAS DI ANATARANYA
1. IDI DIMYATI, S.I.Kom
2. MIA DWIANAN, S. Sos
3. YOKI YUSANTO, S. Sos

SESUAI KESEPAKATAN TIGA DOSEN MATA KULIAH, DALAM MATA KULIAH PENULISAN FEAUTER DIAWAL PERTEMUAN LEBIH DITEKANKAN PADA TEORI DAN PERTEMUAN DI KELAS. SETELAH U T S, TUGAS LAPANGAN LEBIH DIUTAMAKAN.

PADA MATA KULIAH JURNALISME INVESTIGASI PUN DEMIKIAN, DI PERTEMUAN AWAL MENJELASKAN TEORI TENTANG JURNALISME INVESTIGASI. PRAKTIKUM PELIPUTAN INVESTIGASI AKAN DILAKSANAKAN DAN DIBEBANKAN PADA NAHASISWA YANG MENMPUH MATA KULIAH INI.

MATA KULIAH PENULISAN BERITA 1, LEBIH PADA DASAR PENULISAN BERITA UNTUK JURNALISME MEDIA CETAK, ELEKTRONIK DAN MEDIA PORTAL.

SELEKSI BERITA DAN PENYUNTINGAN BERITA, DITUNTUT MAHASISWA FAHAM MENULIS BERITA YANG LAYAK UNTUK DISIARAKAN BAIK UNTUK MEDIA CETAK, RADIO MAUPUN TELEVISI DAN PORTAL. SELAIN ITU PEMAHAMAN DALAM BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL PENTING DIKUASAI DALAM MATA KULIAH INI. CONTOH SOAL, DALAM MENGALIH BAHASAKAN BERITA DARI KANTOR BERITA ASING.

SIAPKAN MENTAL DAN VITALITAS DALAM MENEMPUH MATA KULIAH SEPERTI DIJELASKAN DI ATAS. SELAMAT BERJUANG.

Selasa, 08 Januari 2008

PTV

UJIAN AKHIR PRODUKSI SIARAN TELEVISI

ANDA HANYA MENGUMPULKAN TUGAS KELOMPOK

KARYA PRODUKSI SIARAN TELEVISI DIKUMPULKAN DALAM BENTUK VCD ATAU DVD, ANDA SAAT UAS HANYA MENGUMPULKAN KARYA PERKELOMPOK SAJA.

KELAS JURNALISTIK SEMESETER V DAN VII KARYA YANG DIKUMPULKAN TENTU KARYA JURNALISTIK.
SEDANGKAN KELAS HUMAS SEMESTER V DAN VII CENDERUNG KARYA ARTISTIK.

JUGA KELAS NR DIKUMPULKAN SAAT UAS DIKELAS.

JIKA BEBERAPA KELOMPOK TELAH SELESAI MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK DAN TELAH MENGUMPULKAN, ANDA HANYA MENGISI ABSENSI SAJA.

PENILAIAN U A S INI MUTLAK ADANYA, ANDA BERHAK MENDAPATKAN NILAI AKHIR SETELAH MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK YANG BOBOT NILAINYA SAMA PERSIS DENGAN UJIAN AKHIR SEMESTER.

SELAMAT MENGUMPULKAN KARYA-KARYA ANDA.

CATATAN, KELAS NR MENDAPATKAN PRESTASI TERSENDIRI KARENA SEMUA TUGAS PTV TELAH DISELESAIKAN SEBEUM UAS TIBA.
JUGA KELAS JURNALISTIK SEMESTER V DAN DUA KELOMPOK DI KELAS HUMAS SEMESTER V.

Jumat, 30 November 2007

SEMIOTIKA

Komunikasi Periklanan
Pendekatan dengan Semiotika


Pengertian Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkji tanda. Tanda-tanda alah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (thinks). Memakai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan ( to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988 : 17; kurniawan, 2001 : 53). Dalam Alex Sobur 15 : 2007.


Komunikasi Periklanan

Untuk mengkaji iklan dalam persfektif Semiotika, kita bisa mengkajinya lewat sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film.
Analisis Iklan

Untuk menganalisi iklan, kita juga bisa menggunakan atau meminjam model Roland Barthes, di mana ia menganalisis iklan Pasta “Panzani” berdasarkan pesan yang dikandungnya (Cobley & Jansz, 1999 : 47 – 48), yaitu :
Pesan Linguistik (Semua kata dan kalimat dalam iklan)
Pesan ikonik yang terkodekan (konotasi yang muncul dalam foto iklan – yang hanya befungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas dalam masyarakat), dan
Pesan ikonik tak terkodekan (denotasi dalam foto iklan)
Menelaah Iklan Televisi

Beberapa orang-orang lelaki berkumpul sambil berbincang. Latar temapat kumuh. Pemainnya adalah beberapa pelawak tua (antara lan pak Bendot (alm). Wajah mereka sering disorot secara close up. Seorang tua memegang stop kontak dan kipas angin listrik “Kalau subsidi dicabut, rakyat kecil mati angin.” / Tokoh laki-laki tua yang lain. “Rakyat yang mana ? Mbok jangan pake alasan rakyat kecil terus, deh ! Dapat punya disubsidi. Rakyat kecil dikipas terus, ya kepanasan ! Angin, angiiiin ! / Laki-laki kedua : “Jaman susah, kipasin dong orang yang lebih kecil, agar kita-kita ini dapat angin toh ! “ Laki-laki pertama “Kipaaaas, kipaaaas!”/ laki-laki kedua “Angin-angiiiin” / Laki-laki pertama : Panaaassss, panaasss! Laki-laki kedua “ Angiiiin, angiiiin!”

Analisa Iklan
Persfektif Pembuat Iklan : Pihak yang ingin mensosialisasikan kenaikan harga listrik.
Persfektif ahli mitos : Berlagak berfihak pada rakyat.
Persfektif Pemirsa : Iklan sebagai corong PLN. Melihat lahak lagu pembawa iklan (pelawak) Atau iklan yang kurang berbudaya karena berbicara sambil berbaring. Menurut Van Zoest (1991 : 70 ) dalam Alex Sobur, Sebuah teks, tak pernah terlepas dari ideologi dan memiliki kemmapuan untuk memanipulasi pembaca atau pemirsa ke arah suatu ideologi.

Rabu, 21 November 2007

TV

Televisi Komunitas dan Presenter Televisi

Yoki Yusanto

Pengertian

Media komunitas merupakan lembaga penyiaran merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independent dan idak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. (UU Penyiaran, 2002)

PERBEDAAN
Inti perbedaan lembaga penyiaran publik dan komunitas dengan penyiaran komersial adalah terdapatnya pengakuan yang signifikan akan peranan supervisi dan evauasi oleh publik. Hal ini sejalan dengan spiritnya, yakni pemberdayaan publik dan komunitas. Sesungguhnya, di sinilah sebagian inti proses demokrasi itu (Gazali, 2002).

REPORTASE DI LAPANGAN
Membuat Berita, terdiri dari 3 bagian ;
Mengambil beberapa sumber dan meramunya menjadi sumber berita.
Mengambil referensi berita kemudian membuat berita baru dengan angle yang berbeda.
Mengambil Referensi lain yang sesuai untuk menciptakan sebuah berita baru yg lebih bernuansa.

PELIPUTAN
Peliputan Terencana, melalaui analissi reporter setelah berkoordinasi dengan produser dan koordinator liputan.
Peliputan Tidak terencana, biasanya reporter dilapangan dihadapkan pada suatu kejadian atau peristiwa. Unsur 5 W + 1 H.

Siaran Berita
Siarang Langsung (LIVE)
Talk Show
Debat Publik
Feature
Investigasi

Presenter TV
Continuity Presenter, Mereka bertugas mengantarakan acara-acara televisi kepada pemirsa.
Host, Seseorang yang berkarakter dan identik dengan acara yang dibawakannya.
Anchor, Seseorang yang dikhususkan untuk membawakan berita reguler. (gaya amerika, Smile, smile, smile atau santai). (gaya Inggris, disebut juga news reader atau newscaster. Filosofinya, Scowl, scowl, scowl, serius)

Prasyarat menjadi Presenter
Otoritas
Kredibilitas
Kejelasan dan Kejenihan Suara
Komunikatif
Kepribadian kuat
Profesionalitas yang tinggi
Penampilan dan volume suara yang prima.

Nuansa Akting Presenter TV
Mampu memainkan akting (face act) yang pas dengan fokus programnya.
Menguasai teknik dramatisasi suara (dialog yang dramatis) agar menarik sesuai fokus programnya.
Mampu menggerakan tubuh sesuai dengan tuntutan dialog untuk mempertegas atau memberikan kesa tertentu.
Sumber bacaan
Jurnalistik Televisi
Teori dan Praktik, Askurifa Baksin

Sekian THANKS.

TUGASNYA DONG SEGERA EKSEKUSI……
Menulis Intro Berita
Intro berita televisi = lead berita.
Jika presenter membuat sebuah acara berita, biasanya satu berita atau dua, tiga berita dibacakan oleh presenter berita atau disebut anchor.
Mari menulis Intro.........

Senin, 19 November 2007

UTS KITA

MEMANG UTS HARUS KREATIF

Menjawab pertanyaan/pernyataan/kritik sudara Nanang Praktikno yang telah dipublikasikan. Saya bukan berniat memotong kraetivitas mahasiswa dalam menjawab ujian. Namun UTS hanya sebagai awal dari pemahaman sebagian materi yang saya sampaikan. saya bukan menguji namun memberikan pemahaman saja. Dalam pertemuan perkuliahan saya rasa di kelas tidak ada hal yang istimewa. karena semua teori ataupun contoh yang saya sampaikan berasal dari buku-buku yang saya baca. karena di kelas terasa berisik ketika ada pertanyaan dari mahasiswa yang belum mengerti akan pertanyaan, hal itu akan saya perhatikan di UAS sudah tidak ada lagi keributan walau sedetik saat ujian berlangsung. (memang itu kebiasaan buruk).

UAS nanti ujian tidak ada lagi pertanyaan dibatasi satu kata atau dua kata menjawabnya. proses perkuliahan masih berlangsung. masih ada 6 pertemuan setelah UTS untuk membuktikan bahwa pemahaman saat perkuliahn dilangsungkan itu tetap terjaga.

sampai ketemu, sukses selalu. terima kasih atasa sarannya.

Jumat, 02 November 2007

UTS PTV

JUMAT, 2 NOV 2007

KISI-KISI TERBARU PTV

INI HANYALAH KISI-KISI MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER PRODUKSI SIARAN TELEVISI

1. HAFALIN BERBAGAI JENIS TV DI INDONESIA.
2. PROGRAM ACARA TV SEBAGAI KARYA YANG BERSIFAT HIBURAN DAN NEWS HARUS DIFAHAMI.
3. PROGRAM ACARA DRAMA BAHKAN SINETRON DSB, HARUS DIMENGERTI JUGA.
4. TENTANG TEKNIK PRODUKSI MATA ACARA TV, ADA 3 TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASKA PRODUKSI HARUS DAPAT ANDA JELASKAN.
5. PROGRAM APA SAJA YANG AKAN DIPRODUKSI JIGA DIBERIKAN KEPRCAYAAN UNTUK MEMPRODUKSI SEBUAH MATA ACARA TELEVISI.

nah mudah-mudahan bisa menambah kepercayaan diri saat menghadapi UTS pekan depan. salam Yoki Yusanto.

Selasa, 30 Oktober 2007

UTS

UTS PENULISAN NASKAH IKLAN RADIO & TELEVISI

YANG MALS MENGHAPAL MENUJU UJIAN TENGAH SEMESTER INI BOCORAN SOAL...............BUKAN RAHASIA TAPI HARUS DIBACA..........



1 • berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yg ditawarkan
• pemberitahuan kpd khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum (Kamus besar bhs Indonesia.
2.Benda abstrak berstruktur verbal yang membangunkan emosi dan membentuk imajinasi sehingga mempengaruhi pembaca atau pendengar untuk berbuat seperti yang diharapkan.
Karya tulis yang disusun secara kreatif dengan kata-kata kaya olahan sehingga keajaiban makna tercipta.
3.
• Menggugah, mencermati kebutuhan konsumen, memberi solusi dan memberikan perhatian
• Informatif, kata yg digunakan jelas, bersahabat, rinci, dan komunikatif. Tak bertele-tele apalagi mengabaikan durasi
• Persuasif, kalimat membuat konsumen nyaman, senang dan tenteram
• Bertenaga, komposisi kata yg membimbing konsumen untuk menghargai waktu selama masa penawaran/promosi
• Punya solusi, komposisi kata membantu konsumen memperoleh yang diinginkan secepat dan semudah mungkin.
Lima inti pernyataan dan penjelasan dari pembahasan di atas adalah bagian dari ?

4.
Segementasi pasar adalah variabel segmentasi utama untuk memasarkan produk.
1. Segmentasi yang berfokus pada pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda misalnya wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota dan kepulauan di sebut sebagai segmentasi ?
2. Segmentasi yang mengelompokan pasar berdasrakan variabel pendapatan, jenis kelamin , pendidikan, jumlah penduduk, usia, ukuran keluarga, sirklus hidup keluarga pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Contoh iklan Jaguar (untuk si kantong tebal). Di sebut segmentasi ?
3. Segmentasi dengan mengelompokan pasar dalam variable gaya hidup, nilai, dan kepribadian. Gaya hidup ditunjukan orang-orang yang menonjol dalam kehidupan. Disebut Segmentasi ?
4. Segmentasi yang membagi kelompok berdasarkan status pemakai, kejadian, tingkat penggunaan status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan sikap. Pasar dapat dibedakan bukan pemakai, bekas pemakai, pemakai potensial, pemakai pertama kali, dan pemakai tetap dari suatu produk. Disebut Segmentasi ?
5. Segmentasi dengan mengklasifikasikan pasar berdasrkan atribut (nilai) atau manfaat yang terkandung dalam suatu produk. (Dancow menonjolkan manfaat kesempurnaan pertumbuhan anak). Disebut juga degan Segmentasi ?
6. Segmentasi dengan variabel demografi, variabel operasional, pendekatan pembelian, faktor situasional, dan karakteristik pribadi. Industri terdiri dari, Industri ruang angkasa, otomotif, perbankan, perminyakan, pendidikan, industri menengah (-+) 2000, industri kecil (-+) 20. dll. Dapat disebut dengan ?
5. Dalam buku Agustrijanto, Secara spesifik, batasan bahwa inti periklanan berkaitan erat dengan keahlian-keahlian khusus yang menyertainya yaitu kreativitas-kreativitas :
- Kreativitas untuk menarik perhatian.
- Kreativitas untuk memenangkan perhatian khalayak.
- Kreativitas untuk membangkitkan minat yang berlanjut pada tindakan konsumen.
- Kreativitas untuk pemilihan, penggunaan media-media yang paling efektif dari segi biaya.

Siapa yang menjadi seorang ahli sekaligus praktisi periklanan yang menuliskan Sfesifikasi Kreativitas dalam periklanan ?

Sabtu, 27 Oktober 2007

TERBARU

DR. Karomani, Msi
Selasa / 23 Oktober 2007
08.00 s/d 09.00 WIB
Ceramah
Iklan, Etika dan Budaya Bangsa
Iklan adalah nafas sekan ke rbuah perusahaan. Sebuah iklan dibuat membutuhkan Advertiser, untuk dipasar radio dan televisi. TV mendapatkan profit dari iklan. Hubungannnya dengan sumber daya manusia, dunia iklan tidak diperboleh banyak membutuhkan kreator dalam dunia kerja.
Etika beriklan, iklan bombastis yang tidak sesuai dengan fakta. Semua produk mengatakan nomor satu, namun itu merupakan bumerang bagi perusahaan itu sendiri. Jika produk, menggunakan kata ter/paling/ nomor satu - itu tidak diperbolehkan karena sebuah produk tentu mempunyai keunggulannya masing-masing. Dan dalam Tata Krama dan Tata Cata Periklanan Indonesia, kalimat ter-paling dan nomor satu tidak diperbolehkan.
Etika beriklan dalam Penggunaan symbol, dalam beriklan harus melihat unsur budaya di daerah tertentu, melihat Indonesia yang multi-kultur. Dalam iklan yang berlaku secara nasional, harus diperhatikan penafsiran-penafsiran yang berbeda di pelbagai daerah.
Etika beriklan, memiliki imaje yang kurang bagus. Masyarakat menilai iklan, yang mengibuli masyarakat. Praktisi iklan banyak berbohong dalam beriklan. Kejujuran dalam iklan penting adanya.
Iklan dari segi bahasa penting adanya, diperhatikan peggunaan makna majas perbandingan, perumpamaan dan alegori digunakan.

Jumat, 05 Oktober 2007

LINK UNTUK PARA PECINTA DOSEN YOKI

http://en.wikipedia.org/wiki/Broadcasting
www.noktam.net/search/television_broadcasting.html
www.tech-faq.com/television-broadcasting.shtml
http://www.encyclopedia.com

LINK ini disampaikan oleh mahasiswa semester (5) jurusan komunikasi yang menempuh mata kuliah Produksi Siaran TV dan Penulisan Naskah Iklan Radio & Televisi. Anank Pratikno.

(Saya haturkan terima kasih)

Kamis, 27 September 2007

SEPUTAR JURUSAN KOMUNKASI

LABORATORIUM KOMUNIKASI FISIP UNTIRTA
PRODUKSI SIARAN (PS) TELEVISI
MENCETAK MAHASISWA BERPIKIR, BEKERJA DAN BERKARYA
Oleh : Aji Setia Karya


1.1 Latar Belakang

Televisi merupakan alat komunikasi, media transfer informasi yang sangat efektif dewasa ini. Kemampuan televisi yang mampu menampilkan audio-visual dan menjangkau daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau oleh media lainnya telah menjadikan televisi menjadi media komunikasi yang paling favorit di tengah masyarakat. George Gerbner menyebut televisi sebagai sebuah “agama baru” dalam keluarga. Televisi katanya telah menggeser nilai-nilai yang telah ada sebelumnya. Khotbah seorang pastor bisa didengar dan disaksikan dengan penuh keharuan dan disaksikan oleh jemaat yang lebih besar dari jemaat mana pun (Mulayana, 1997). Sementara Martin Ellin menyebut era ini sebagai The Age Of Television-televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk-gubuk reyot di Negara Dunia Ketiga. Indratno (2003) yang meneliti siaran program siaran televisi di Jawa Tengah dan pengaruhnya terhadap anak-anak menyebut sebagai new parent for million children, atau lebih jauh lagi Indratno menyebutnya televisi telah menjadi “Tuhan Kedua”.

Fenomen ini bisa diterima mengingat televisi bisa memuaskan dua indra sekaligus kepada audiensnya yaitu audio dan visual atau medio-visual yang bisa memasukkan informasi masuk ke dalam jiwa lewat mata dan telinga.

Perkembangan Pertelevisian di Indonesia adalah sebuah fakta yang tidak bisa dibantah lagi. Semenjak Kepetusan Menteri Penerangan RI Nomor : 190/Kep/Menpen/1987 tentang siaran saluran terbatas perlahan televisi swasta bermuculan Seperti RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan Indosiar. Rosfadiya dan Muhammad Irfan (2006) sebagai tonggak kedua setelah berdirinya televise TVRI 1962. Tonggak selanjutnya adalah pasca reformasi dimana banyak televisi swasta nasional tumbuh pesat. Sebut saja METRO TV, Trans TV, TV7 dan Global Tv. Sementara kelonggaran aturan penyiaran juga telah melahirkan pertelevisian komunitas dan yang paling hangat dibicarakan adalah tumbuhnya televisi lokal di Indonesia.

1.2 Tujuan
Tujuan keberadaan laboratorium produksi televisi ini untuk
Menunjang keberhasilan prodi komunikasi yang berada di lingkungan Untirta mencetak para lulusan yang terampil dalam keilmuan komunikasi, mengetahui produksi dan manajemen program televisi dan bisa membuat program televisi sehingga mereka siap pakai di dunia kerja.
Mencetak generasi, sarjana komuniksi yang memiliki pngetahuan program televisi yang beretika dan berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

1.3 Sasaran
Sasaran Labkom produksi penyiaran televisi ini adalah agar mahasiswa komuniksi mampu mengetahui proses pembuatan siaran televisi dan bisa menciptakan karya atau desain siaran televisi berupa iklan audio-visual, film cerita atau pun film dokumenter dll.

1.4 Fasilitas

Sampai pada tahun ke-4 keberadaan laboratorium komunikasi, terutama produksi televisi telah memiliki fasilitas antara lain:
1. Kamera Amatir MD 9000 dll.
2. Blue Screen Room
3. Editing Non Linear (avid Express dan adobe premiere pro)

1.5 Pengelola dan Sumber Daya Manusia

Penanggungjawab : Dekan Fisip (Aris Suhadi)
Pengarah : Ketua Jurusan ( Naniek Afrilia)
Koordinator Lab TV : Dosen Komunikasi ( Yoki Yusanto)
Staf : Agung Gunawan
Pemeliharaan : Wiri



1.6 Program
Program-program yang dilakukan oleh Labkom produksi siaran televisi diantaranya melakukan workshop atau pelatihan pembuatan televisi, diskusi dan seminar dengan mendatangkan para praktisi dari pekerja televisi dari Metro Tv, Global Tv dan Trans Tv. Selain itu juga mendatangkan

1.7 Kerjasama
Untuk membangun sinergisitas lembaga dan pengetahuan siswa Labkom PS televisi telah melakukan kunjungan ke beberapa stasiun televisi swasta nasional yaitu SCTV, TransTv dan Metro Tv sementara lembaga yang menjad partner Labkom PS Televisi di lokal adalah<>

Tim Produksi Nasi Aking Dawain
Produser Eksekutif : Teguh Iman Prasetya
Produser : Yoki Yusanto
Produser Lapangan : J. Bahtiar Riva’i
Kameraman : Deny Sofiyan
: J. Bahtiar Riva’i
Riset Dan Data : Yulian Pranata
: Yusuf
Editor : Susanto Maryana
: Arief Erlangga
Narator : Laura Rita
Penulis Narasi : Yoki
Unit : M. Abdurraman
: Syaeful

Karya ke – dua
Ibuu Seorang Gepeng
Judul Film : Ibuku Seorang Gepeng
Kategori : Dokumenter
Durasi : 13 Menit
Produksi : SRANGENGE FILM - Laboraorium Komunikasi Untirta

Ibuku seorang Gepeng atau gelandangn pengemis adalah film dokumener yang memotret kehidupan kaum papa di Kota Serang. Serang sebagai ibu kota provinsi ternyata menyimpang segudang prmasalahan. Salah satunya Gelandan dan Pengemis ini. Pembangunan fisik ternyata tidak diimbangi dengan pembangunan mental dan spriritual sehingga yang terjadi masyarakat masih berada dalam keadaan tidak sejahtera. Ia kelompok yang membebani daerah ini. Mereka menjadi bagian atau bahan ejekan masyarakat yang lainnya. Sementara para pengelola atau pejabat daerah ini seperti menutup mata, Mereka terus melakukan pembanguan di atas tumbuhnya gelandangan dan pengemis ini.

Tim Produksi
Penaggung Jawab : Teguh Iman Prasetya
Produser : Yoki Yusanto
Pimpinan Produksi : Susanto
Sutradara : Aji Setiakarya
Scripwriter : Aji Setiakarya
Kamereman : Denny Sopian
: Yulian
Editor : J. Bahtiar. Riva’i
Litbang : Yulian
Unit : M. Abdurrahman
: Saeful

Rel Kereta Api

Judul Fim : Rel Kereta Api
Durasi : 13 Menit
Kategori : Dokumenter
Produksi : Lab Komunikasi- Commendire Line

Buruknya pengelolaan tranportasi hal yang cukup biasa kita saksikan di negeri ini tak terkecuali transportasi kereta api. Rel kereta sebagai alat transportasi darat menjadi tempat yang tidak layak untuk ditumpangi. Keadaan stsiun yang tidak teratur, juga pelayanan yang tidak memuaskan adalah pemandangan sehari-hari yang tengah terjadi di alat transportasi ini. Tak terkecuali kondisi alat transportasi yang bernama kereta ini. Dilatarbelakangi oleh keadaan seperti ini beberapa mahasiswa ingin memuktikannya. Mereka kemudian menggunakan alat transportasi darat ini. Hasilnya memuaskan. Mereka bisa membuktikannya dan yang paling hebat dari pembuktian itu adalah praktek korupsi yang terjadi di atas kereta. Salah satu diantara rombongan mahasiswa itu sengaja tidak membeli tiket di muka stasun. Tapi ternyata tidak menjadi soal karena petugas pengumpul target denga mudahnya melepaskan itu asal ia mendapatkan imbalan. Praktek korupsi yang umumnya juga terjadi di beberapa instansi lainnya.

Tim Produksi
Produser : Yoki Yusanto
Kameraman : Ferry Fahruroji
Litbang : Bahroji
Narator : Yuliawati
Penulis Narasi : Yoki Yusanto

Perempuan Tanah


Penanggung Jawab : Teguh Iman Prasetya
Produser : Yoki Yusanto
Pimpinan Produski : Yulian Saputra
Penulis Naskah : Teguh Iman Prasetya
Yulian Saputra
Juru Kamera : Deni Sofyan Hadi
Reihan
Editor : Jhon Bahtiar Rifai
Catatan Sementara,

-Untuk Treatment, Film ini belum bisa dipubikasikan karena masih dalam pendalaman materi serta survey lokasi syuting di daerah Kragilan – Ciujung Serang propinsi Banten.
Sedang di Produksi, Film "CINA BENTENG" Sutradara Feri Fakhrurozi, Mahasiswa Jurnalistik -Semester 7. Film ini bercerita masalah sosial tentang kehidupan warga tionghoa di Tangerang.

1.9 Penutup
Tidak ada yang paling diharapkan lagi selain mahasiswa atau output yang mengambil program studi Ilmu Komunikasi memiliki keahlian di bidang pertelevisian. Mereka bisa berkiprah dalam perbaikan masyarakat yang lebih maju. Seperti pada misi Labkom penyiaran televisi mereka bisa berpikir, bekerja dan berkarya.

KISAH KAMPUS

INVESTIGASI REPORTING MAJALAH TEMPO
Oleh : DJ YOKI

26 Juni 2007, mahasiswa jurusan jurnalistik Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, berbondong mengunjungi majalah Tempo di Jalan Proklamasi Jakarta Pusat. Lalu lintas Jakarta sudah tidak asing lagi dengan kemacetan. Bis mini kuning milik kampus tercinta, menembus hiruk pikuk kota dengan perlahan. Sang pengemudi terlalu sabar untuk selalu menginjak rem. “Jakarta selalu macet,” ungkap seorang mahasiswa jurnalistik.
Tepat pukul 14.00 WIB kami memasuki redakasi TEMPO, sapaan ramah dari penjaga ruangan membuat kunjungan kali ini terasa nyaman. Para mahasiswa lalu memasuki ruangan rapat yang hawanya terasa dingin. Beda banget dengan kondisi di luar yang banyak menghasilkan tetesan keringat.
Tidak lama, tiga awak redaksi pun menghampiri dan tanpa basa-basi. Kami berdialog. Tampak akrab. Yosep Suprayogi reaktur Investigasi TEPO, Bagya Reporter dan Philipus Pisparera hadir penuh keakraban.
“Investigasi bagi TEMPO sederhana, liputan kami adalah pada kasus-kasus yang disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu. Kasus seperti korupsi, kriminal dan kasus lainnya,” jelas Philipus pada kami.
Philipus menggaris bawahi, kasus yang disembunyikan secara sengaja, penting untuk diliput. Karena ada perbedaan tisak semua kasus terbuka. Ada kasus yang sengaja disembunyikan oleh berbagai pihak untuk berbagai kepentingan.
Majalah TEMPO sendiri mengungkap semua hasil peliputan Investigasi yang dipublikasikan berarti telah selesai tugasnya sebagi jurnalis. Dalam artian segala hasil peliputan setelah disusun oleh tm redaksi lalu diterbitkan dalam berbagai edisi mingguan majalah TEMPO. Berarti selesai sudah prose pengyingkapan kasus Investigasi secara lengkap.
Berbeda dengan Ungkapan Zanova, Jurnalis Investigasi asal Guatemala yang memberikan Worksop di TEMPO beberapa waktu lalu. Menurut Philipus, Hasil liputan tim Investigasi Zanova di Guatemala setelah dipublikasikan diwajibkan untuk melakukan advokasi lanjutan setelah peliputan Investigasi dipublikasikan.
Kinerja awak redaksi TEMPO, diistilahkan sebagai peneliti mingguan. Karena setiap liputan yang dilakukan menyerupai apa yang dilakukan dengan para riseter. “sejatinya penelitian, mingguan,” tambah Yosef Suprayogi.
Menurutnya ada sistematika yang harus dilaksanakan, seperti perencanaan yang terdiri dari perumusan masalah, latar belakang, riset, hipotesa masalah hingga akhirnya mencapai sebuah titik akhir dari peliputan, seperti mengungkap data, dikumpulkan serta memilih nara sumber untuk wawancara.
TEMPO, pun dalam menntukan tim peliputan sangat terencana, ini tergambar dari penugasan tim peliputan untuk melakukan penyelidikan bahkan wawancara. Namun semua pelaksanaan liputan akan berhasil jika ada sebuah perhitungan dalam teknik peliputan. Yosef, mengungkap teknik reportase dan peliputan hanya empat puluh persen saja. Namun dibutuhkan enam puluh persen komitmen untuk mendapatkan hasil maksimal dari sebuah peliputan investigasi.
Philipus menjelaskan, bahwa komitmen wartawan di lapangan hingga redaktur harus diutamakan dalam sebuah peliputan penyidikan agar berhasil. Tidak bisa begitu saja sebuah liputan Investigasi berhasil - jika sang redaktur memiliki kepentingan terhadap sebuah kasus yang diselidiki. Sama persis jika waratwan dilapangan juga memiliki kepentingan. Kepentingan yang dimaksud adalah sebuah kasus akan termentahkan dalam penyidikan jika redaktur tidak memasukan unsur-unsur terpenting dalam mengungkap sebuah kasus. Begitupula wartawan yang tidak sungguh-sunguh mengejar nara sumber.
“Tidak ada istilah pemegang saham atau pemilik modal bagi TEMPO, jika berita itu harus diungkap kita tetap akan meberitakannya,” ungkap Bagya. Dia mencontohkan kasus yang menyentuh seorang konglomerat ternama. Tempo tetap memberitakannya. Walau jelas konglomerat itu adalah pemilik modal majalah TEMPO, misalnya.
“Tidak terjadi di TEMPO, pemegang saham tidak mempengaruhi peliputan,” tandas Yosef.
Diskusi semakin seru saja. Rekan-rekan calon jurnalis dari komunikasi UNTIRTA giliran bicara. Berbagai pertanyaan dan pernyataan dilontarkan. “Majalah Tempo, kini banyak menyisipkan advertorial. Ada apa gerangan,” terang mahasiswa berambut keriting ala Papua. Tempo menjawab, “Kini masyarakat kita lebih senang membaca iklan yang menjelaskan, deskriftip. Kecenderungan Advertorial kea arah itu,” tandas Yosef.
Kini Majalah Tempo banyak memuat Advertorial dan profil produk secara gamblang bahkan puluhan lembar satu-satunya majalah Investigasi di Indonesia itu, dipenuhi dengan Profil pembangunan di sebuah kabupaten, misalnya.
Namun Tempo akan selektif pula dalam menerima pemasangan iklan. Jelas iklan atau advertorial dari grup perusahaan Konglomerat ternama yang pernah berurusan dengan Tempo, ditolak mentah-mentah.
Pertanyaan isu lokal dilontarkan penulis. Korupsi di Banten yang kadarnya semakin meninggi, kapan di investigasi ? (berdasarkan berita media lokal di Banten) Philipus dengan enteng menjawab, “Mana laporan dari warga Banten.” Tempo tidak hanya mencari dalam peliputan Investigasi, tetapi menunggu laporan. Di contohkan, banyak LSM yang bergerak bidang korupsi di sebuah daerah yang rawan korupsi. Tempo menerima laporan-laporan untuk kemudian diseleksi dan diselidiki. Melalui reportase investigasi. Philipus pun menegaskan, bahwa sasaran laporan Investigasi Tempo adalah korupsi di Banten. Konon Banten adalah propinsi terkorup nomor dua di Indonesia setelah Banda Aceh.
Perlu diketahui di Banten ada satu-satunya Lembaga Swadaya Masyarakat, bernama Banten Coruption Watch. Dipimpin Teguh Iman Prasetya beliaulah tokoh muda Banten, yang konsisten mengungkap kasus korupsi. Sayang eksistensinya dalam mengurusi kasus korupsi seakan tak bernyawa. Mati suri - bahkan kini tak terdengar lagi hingar bingarnya. Tragis.

Selasa, 25 September 2007

DISKUSI KELOMPOK PENULISAN NASKAH IKLAN RADIO & TV

LINK www.devtom.com

REPORT HASIL DISKUSI KELAS HUMAS V C



Senin 24.09.2007
Pukul 08.00 s/d 10.00


Penulisan Naskah Iklan Radio

TIGA KELOMPOK TELAH MENYAMPAIKAN PRESENTASI HASIL MERANGKUM BUKU COPYWRITING, ADA KETEGANGAN DALAM DISKUSI KELAS TERSEBUT. MASING-MASING KELOMPOK MENYAMPAIKAN PENDAPATNYA BERDASAR BUKU YANG MENJADI ACUAN PEMBAHASAN TUGAS. UNTUK MINGGU DEPAN SENIN (1/10) DUA KELOMPOK LAGI AKAN TAMPIL.

Kelompok (1)
Membahas unsur-unsur pendukung Iklan diwarnai aksi tidak puas dari tiga mahasiswa yang menjadi audien dalam diskusi tersebut-Firi, Satria dan Allan. Satria menyatakan bahwa unsur pendukung iklan secara komparatif sulit dipercaya, kelompok satu menjelaskan dalam iklan komparatif atau perbandingan – kurang dapat dipercaya karena dalam penelitian yang telah dilakukan hanya menitik beratkan pada kwantitas pada penjualan produk (product marketing). Bukan uji kwalitas sebuah produk. Kelompok (1) menjelaskan bahwa sebuah produk akan dibuat iklan komparatif jika produk itu lebih laku dari produk lainnya. Ditambahkannya dalam memproduksi iklan penting adanya riset keunggulan produk. Kelompok (1) mencontohkan iklan Autan VS Sari Puspa dan Fresti VS The Botol Sosro).
Pertanyaan ke dua muncul dari Rita dan Allan, apakah iklan testimonial sebuah produk, keberhasilannya sudah bisa dibuktikan ? jawaban kelompok satu ; Testimonial, didahului survey dan membuat setting naskah atau copywriting atau dibuat naskah, yang melibatkan aktor. Intinya testimonial, Seseorang yang memberikan kesaksian diberikan surat yang tandatangani bahwa telah menggunakan produk yang akan dibuat iklan.

Kelompok (2)
Denti, Kartika, Rinaldi, Rita Istiqomah, Satria memaparkan tentang Strategi Mencari Keunggulan Produk. Kelompok (2) Menjelaskan bahwa ada tujuh Startegi dalam memproduksi iklan dengan menampilkan Kualitas, Keistimewaan, Desain, Gaya, Kemasan, Pelayanan, Merek. Masing-masing keunggulan dicontohkan dalam pembahasan ini. Pertanyaan muncul dari Reihan, menurutnya ; Bagaimana mengiklankan produk yang belum dikenal ? kelompok (2) menjawab bahwa produk yang belum dikenal harus menggunkan strategi iklam komparatif/perbandingan.

Kelompok 3
Ernika, Fajarina, Maria, Robi, Tyas membahas makalah yang berjudul Persiapan Sebelum Menulis Naskah Iklan. Menurut kelompok ini ada beberapa hal sebelum Copywriting, menulis naskah iklan ;
1. Sumber bahan data, Marketing Brief.
2. Teknik Penyampaian Pesan dan Dramatisasi, strength, weakness, opportunity, Threath (SWOT).
3. To minimize the weaknes and maximize the strength.
4. Dramatisasi, bukan bohong.
5. Dengan Siapa Kita berbicara (Siapa Khalayak Sasaran Kita)
6. Pentingnya Riset Pasar, landasan karena konsumen lebih kritis. Mendapatkan fakta dan pembanding.
Pertanyaan dari audience seputar Marketing Brief , kelompok (3) menjelaskan bahwa Marketing Brief adalah Draf dari produsen tentang produk yang diberikan kepada biro iklan. Pertanyaan ke dua seputar masalah komunikasi yang dilakukan produsen terhadap biro iklan. Menurut kelompok (3), Konsep dari produsen kepada biro iklan, ada komunikasi dua arah - Produsen memiliki produk, sebelum diiklankan, dilakukan dalam Marketing Brief.

PRA PRODUKSI

Link www.liputan6.com


Flow Chart Prosedur Perencanaan Produksi terlampir.

UMUM

1. Proposal dan Rencana anggaran biaya dibuat oleh masing-masing produser yang bersangkutan, dibicarakan dalam tim dan ditandatangani oleh Manager Produksi.
2. Setelah diperiksa oleh Budgeting (Accounting) diperiksa oleh Departemen Finance.
3. Proposal dibicarakan dan meminta persetujuan dari GM Produksi, GM Marketing, GM Program dan Managing Director.
4. Proposal Produksi memuat penjelasan mengenai :
- Judul Program - Rencana Kerja
- Rencana Penayangan - Tata artistic, lampu dan effect
- Pengisi Acara - Tata suara
- Susunan Crew Produksi - Penyutradaraan
- Uraian ide, isi, maksud dan - Tata kamera dan tujuan program.
- Durasi dan Rundown - Post Production
- Lokasi produksi - Anggaran Biaya

5. Dalam Rencana Produksi dijelaskan mengenai luas studio yang diperlukan disertai alasan/data yang diperlukan.
6. Untuk keteraturan Produksi, Program Rundown dan Daily Rundown adalah pegangan utama pelaksanaan Produks. Urutan kegiatan atau rundown harus dijelaskan dan disosialisasikan kepada crew Produksi yang terlibat dari suatu program.
7.Proposal unuk program-program yang mempunyai jadwal tetap (seperti Ramadhan, Idul Fitri, Hut Lativi dan Program Reguler lainnya) diserahkan 6 bulan sebelumnya, agar tersedia cukup waktu untuk evaluasi, riset, perencanaan penggunaan studio, crew, peralatan, pegisi suara dan penjadwalan air time-nya.

ANGGARAN BIAYA

Anggaran Biaya
1. Perencanaan dan pelaksanaan
1.1. Perencanaan yang baik meliputi Anggaran biaya yang efisien.
1.2. Anggaran biaya Produksi disusun dengan rapi, teratur, realistis dan mudah dimengerti.
1.3. Anggaran biaya dibuat oleh produser, ditandatangani oleh GM Produksi, copy diserahkan. kepada GM Programming, Finance dan Budgeting (Accounting) paling lambat 30 hari sebelum pelaksanaan untuk disetujui.
1.4. Anggaran biaya harus dibuat realistis dan terencana dengan baik, sehingga mengurangi seminimal mungkin biaya tak terduga atau biaya tambahan lainnya. Biaya tambahan tersebut dapat menganggu kelancaran Produksi karena harus diminta melalui prosedur yang berlaku.
1.5 Anggaran telah disetujui oleh kantor pusat 2 bulan sebelumnya.
1.6 Perjalanan ke luar kantor, luar kota atau luar negeri mengacu pada peraturan mengenai Perjalanan Dinas dan Kendaraan Dinas.
1.7 Juga termasuk dalam biaya operasional Produksi adalah sewa mobil lokal, biaya rekontruksi dan biaya umum lainnya.
1.8. Seluruh pengeluaran biaa Produksi dilakuan oleh Departemen Finance dengan didampingi oleh Produksi.
1.9. Pengeluaran dilaukan dengan seefisien mungkin, dengan selalu berusaha memperoleh informasi lengkap mengenai setiap pengeluaran dan kebuuhan Produksi yang kompetitif. Penting untuk selalu berusaha menghasilkan Produksi yang bermutu dengan budget yang efisien.

2. Pelaporan Pemakaian Anggaran
2.1. Paling lambat 14 hari setelah Produksi diselesikan, sema laporan mengenai realisasi pemakaian anggaran sudah diserahkan kepada Bagian Finance dan Accounting, disertai dengan lampiran bon-bon bukti-bukti pembelia asli dan kwitansi bermaterai.
2.2. Setiap bon/kwitansi diparaf dan bukti pelaporannya ditandatangani oleh Produser dan Production Manager.
2.3. Barter dilampirkan sebagai bagian dari laporan keseluruhan.
2.4. Apabila laporan pertanggungjawaban keuangan dari produksi yang belum dilaporkan setelah 14 hari, tidak diperkenenkan meminta realisasi pembiaayaan Produksi yang baru.

Terlampir adalah contoh dari proposal Produksi, anggaran biaya produksi sinetron, program agama Islam, Daily Rundow, Program Rundown dan Tarif sewa Studio.


LOKASI PRODUKSI
Sesuai perencanan Produksi yang telah memperoleh persetujuan, maka lokasi produksi dapat mengambil tempat di :
1. Dalam Studio
2. Luar Studio
3. Dalam dan Luar Studio
4. Dalam Negeri
5. Luar Negeri


DALAM STUDIO

1. Permintaan studio disampaikan kepada bagian Schedulling Studio paling lambat H-30 (30 hari sebelumnya).
2. Dalam hal memenuhi permintaan Produksi yag penting dan mendesak, diperlukan pembicaraan denga bagian scheduling Studio mengenai kemungkinan jadwal pelaksanaan.
3. Jika penuh usahakan pergeseran waktu pemakaian. Bila tidak dapat, cari alternative untuk menyewa studio di tempat lain.
4. Koordinasi
4.1. Produser melakukan rapat koordinasi dengan bagian-bagian terkait 1-3 kali, tergantung besar kecilnya skala Produksi, dengan dibuat Minutes of Meeting.
4.2. Pertemuan dengan artis dan pengisi acara yang berperan penting dalam scenario dilakukan minimal satu kali. Produser menjelaskan secara detil kepadayang bersangkutan. Produser didampingi oleh Pengarah Acra dan telah siap dengan rundown.
4.3. Semua masalah administrative yang menyangkut kontrak dengan pengisi acara, penyewaan peralatan, barter deal dan lain-lain diselesaikan pada H-7.
4.4. Pada H-7 Produser melakukan konfirmasi ulang terhadap semua persiapan Produksi yang telah dilakukan kepada masing-masing penanggung jawab dari setiap tugas yang diberikan.
4.5. Untuk set décor yang besar dan sulit dikerjakan, perlu dilakukan diskusi secara mendalam dengan bagian art, lighting, audoa dan baian terkait lainnya.

5. Tenggat waktu persiapan pelaksanaan

5.1. Pada H-1 set décor sudah siap digunakan, lengkap dengan furnitures, properties dan accessories yang diperlukan. Lakukan uji coba bila shooting menggunakan set décor Chromakey atau Virtual set, sehingga berhasil baik.
5.2. Lighting, sound system dan special effect yang diperlukan selesai pada 12 jam sebelumnya.
5.3. General Rehearsal lengkap dilakukan pada 3-6 jam sebelum shooting, terutama untuk siaran langsung, acara besar atau sedang.
5.4 Satu jam sebelum shooting semua fasilitas, peralatan shooting, pengisi acara dan penonton siap di studio.
5.5. Untuk acara siaran langsung, satu jam sebelum shooting dilakukan uji coba pengiriman gambar dan suara melalui perangkat siaran. Perhatikan agar peralatan komunikasi berlangsung baik.

6. Saat pelaksanaan

6.1. Pada saat pelaksanaan shooting semua pintu studio dalam keadaan tertutup atau dijaga agar tidak mengganggu shooting.
6.2. Petugas security berjaga di dalam studio.


LUAR STUDIO

Produksi di luar studio yang dimaksud adalah :
- Lapangan terbuka
- Dalam gedung besar
- Dalam rumah tinggal
- Bangunan lainnya (Sekolah, Mall, Studio Alam)
- Jalan raya
- Kendaraan umum (darat, laut dan udara)
- Perkampungan/pedesaan
- Bangunan keagamaan (Masjid, Gereja, Candi, dll)
- Sungai, danau, laut, hutan, gunung, dll.

Produksi di lapangan terbuka memerlukan perhatian khusus, karena sesuai scenery, memasukkan unsure penonton dalam kumlah besar (Mis: sepakbola, dangdut, kolosal, tabligh akbar, pertandingan olahraga dll). Untuk produksi di lapangan terbuka perlu diperhatikan hal sebagai berikut :
- Area Coverage, untuk menentukan jumlah kamera yang diperlukan dan letak penempatannya
- Panggung, tenda dan set décor
- Perkiraan cuaca
- Jumlah crew yang diperlukan
- Safery, security dan perijinan
- Sumber daya tenaga listrik
- Jumlah dan penempatan penonton
- Pemakaian dan penempatan peralatan EFP atau OB Van
- Lighting dan audio

1. Persiapan Produksi
1.1. Persiapan teknis administrative selesai pada H-30 dan prosedur perencanaan Produksi dilakukan sebagaimana seharusnya.
1.2. Semua perijinan yang diperlukan seperti Ijun Keramaian, koordinasi dengan para sponsor dan aparat keamanan harus sudah selesai 30 hari sebelum pelaksanaan.
1.3. Rapat koordinasi deng Crew Produksi dan teknik minimal 3 kali. Tiga hari sebelum pelaksanaan, diadakan rapat dengan pengisi acara.
1.4. Desain set décor, panggung, lighting, audio, special effect, penempatan kamera, EFP/OB sudah diputuskan 14 hari sebelum hari pelaksanaan.
1.5. Catering, make-up , custom, ruang tunggu, fasilitas pelayana umum, security, transportasi sudah harus diselesaikan 10 hari sebelum hari pelaksanaan.
1.6. Set décor selesai H-2.
1.7 Latian pengisi acra dilakukan pada H-1. saat itu crew teknik dan Produksi mencoba semua peralatan yang diperlukan.
1.8. Untuk acara yang melibatkan penonton dalam jumlah besar, safety dan security melibatkan aparat keamanan setempat, mobil ambulace dan tenaga medis.
1.9. Jumlah dan letak kamera memperhitungkan keleluasaan gerak dan pengamanannnya,
1.10. Gladi resik dilakukan minimal 3 jam sebelumnya.
1.11. 12 jam sebelum pelaksanaan Produksi diadaka inspeksi meyeluruh terhadap semua instalasi perlistrikan dan perangkat penyiaran.
1.12. Security harus sudah bertugas saat peralatan atau set décor mulai dipasang, sedangkan seluruh security sudah siap di lokasi 3 jam sebelum shooting.
1.13. Produser, Program Director dan semua crew teknik dan produksi siap ditempat minimal 5 jam sebelum shooting.

2. Pelaksanaan Produksi
2.1. Produser memimpin briefing terakhir 2 jam sebelum acara, untuk menegaskan kembali format, rundown, camera script, informasi terakhir dan doa bersama.
2.2 Aba-aba maupun perintah dilakukan dengan jelas da benar dengan kurir/runner untuk memperlancar pekerjaan.
2.3 Baik dalam siaran live maupun Taping dibuat rekaman dengan diberi identifikasi mengenai :
- Judul Acara
- Lokasi
- Waktu
- Segmnetasi/Scenery dan time code
- Nama VTR Operator

2.4 Khusus untuk Produksi acara siaran langsung.
2.4.1 Divisi Programming menyiapkan program back-up yang siap tayang dengan durasi yang sama dan sedapat mungkin merupakan program sejenis, atau target segmen pemirsa yang sejenis.
2.4.2 Berita acara dibuat jika karena berbagai kendala, Produksi acara siaran langsung tidak dapat dilaksanakan/disiarkan sebagaian atau selurihnya. Berita acara tersebut ditandatangani oleh GM Produksi, GM Teknik, dan GM Programing, dan dilaporkan ke Managing Director/ Founder.

DALAM STUDIO DAN LUAR STUDIO


Siaran dari luar negeri seringkali dikombinasikan dengan talk show di dalam negeri, Misalnya pada siaran sepak bola atau bulu tangkis. Bila presenter yang berada di luar negeri, makadilakukan siaran langsung audio dan video. Sedangkan bila audio saja, maka foto presenter ditampilkan dala CG (Curent generator).

Sesuai scenario, shooting bisa dilakukan di dalam studio dan luar studio sekaligus secara terintegrasi, baik untuk taping maupun live. Bila demikian, maka setting peralatan dilakukan sebaik dan seteliti mungkin, sehingga pergantian adegan bisa berlangsung dengan lancar.
1. Program Director membuat run-down acra dibuat dengan rinci dan jelas, dan dimengerti oleh seluruh seluruh crew yang terlibat.
2. ntuk acara yang berdurasi lebih dari 45 menit, switcher dibantu oleh asisten switcher dan ditempatkan di lokasi shooting.
3. pastikan seluruh peralatan komunikasi yang digunakan (HT, Headphone, Handphone) berfungsi dengan baik.

DALAM NEGERI

Termasuk di sini adalah semua kegiatna Produksi di bernagai daerah di Indonesia selain di dalam kota DKI Jakarta. Kegiatan tersebut antara lain :
- Road show marketing
- Film Dokumneter
- Features (liputan berita, profil budaya, investigasi, kunjungan pejabat tinggi, dll0
- Sinetron
- Acara keagamaan
- Dll.

Untuk kegiatan produksi Dalam Negeri :

1. Membawa peralatan Produksi secukupnya, tidak menghambat mobilitas namun tetap menghasilkan kualitas produksi terbaik.
2. Disiarkan untuk melibatkan pengisi acar dan potensi budaya setempat.
3. Sedapat mungkin mengadakan komunuikasi regular dengan kantor pusat, dengan melaporkan aktivitas.
4. Produser membuat catatan harian semua aktivitas dinas dan kejadian penting lainnya.
5. membuat berita acara bila ada kejadian yang tidak sesuai dengan perencanaan scenario dan rundown produksi.

Untuk Event Promo Off-air dan pembagian hadiah akan diatur tersendiri di marketing.

LUAR NEGERI

Produksi di luar negeri dapa dilakukan untuk jenis :
- Olahraga : sepak bola, Bulu tangkis, tinju, Sea games, Asian Games, Olimpiade, dll.
- Religius : Perjalanan haji, Umroh, Ziarah, natal, dll.\
- NCA : Perjalanan Kepala Negara, Undangan Negara Asing, Features, Konfrensi, dll.
- Wisata : Undangan Travel Biro.
- Lain –lain : Sinetron in house.

Ketentuan umum :
1. Produksi di luar negeri hanya dapat dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari Managing Director, Direktur Utama dan Founder.
2. Proposal lengkapa sudah disetujui 30 hari sebelum keberangkatan.
3. Surat perjalanan dinas untuk crew, pengisi acara dan peserta lainnya yang terlibat.
4. Selain Visa, di beberapa negara diperlukan Ijin Peliputan, Contohnya Untuk Ijin Peliputan di Saudi Arabia dapat diurus melalui kedubes Saudi Arabia di Jakarta.
5. Dibuatkan daftar mengenai jumlah, jenis, merk dan no seri peralatan untuk diketahui/dicap oleh Bea Cukai Bandara.
6. Semua surat perjanjian kerjasama dengan pihak 14 hari sebelum keberangkatan.
7. Untuk siaran langsung, Koordinasikan dengan Divisi Tekhnik dan SNG untuk pelaksanaan Produksi dan live interaktif, paling lambat 30 hari sebelumnya.

Ketentuan khusus :
1. Sport
1.1. Susun Deskripsi yang jelas mengenai :
- Siaran langsung audio dan video atau audio/video saja.
- Pengeturan pengiriman gambar, saluran komunikasi, ruang lingkup liputan dan control room.
- Jadwal On-air dari hasil Produksi.
- Scenery dari rencana shooting.
- Rancangan set décor (bila diperlukan).
- Keperluan editing dan post production.
- Penyiapan computer graphic, OBB dan CBB.
1.2. Melakukan uji coba pengiriman gambar dan suara (audio and video test) 2 hari sebelum siaran.
1.3. Pengaturan kostum dan make-up pengisi acara, logo perusahaan dan promo material sejauh diperlukan atau sesuai perjanjian.
2. Religius
Liputan acara yang bernuansa religius umumnya adalah Islam dan Kristen/katolik. Tidak tertutup juga kemungkinan menayangkan acara religius dari agama atau kepercayaan lainnya.
- Islam
Contohnya Salat Tarawih dari masjidil Haram, Sahalat Idul Fitri atau Idul dari Masjidil Haram, Tayangan Ibadah Haji, dll.
- Kristen/Katolik
Contohnya Misa Kudus Hari Natal dari Vatikan, talk Show dari dala negeri.
- Dan lain-lain.
3. News
Diatur tersendiri dalam Produser Divisi News.
4. Wisata
Perjanjian kerjasama liputan wiasata ini harus dibuat oleh bagian legal dan ditandatangani oleh pejabat perusahaan sesuai ketentuan yang erlaku.
5. Lain-lain.

TATA ARTISTIK PRODUKSI
Bagian yang antara lain mengerjakan tata artistic untuk keperluan Produksiadalah Departemen Art.
1. Pembuatan set décor tergantung kepada efektifitas, fasilias, waktu dan anggara yanag tersedia.
2. Berkenaan dengan tingkat keterampilan di stasiun TV, kesimpulan akhir dating dari perpaduan antara pandangan imajinasi dan kenyataan praktis di lapangan.
3. Perencanaan dilakukan dengan melakukan serangkaian diskusi antara set dsainer dan produser. Membuat sketsa, rencana ukuran dan ketinggiannya, konsep Produksi yang ditransformasikan pada biaya tenaga kerja, harga dan kebutuhan material.
4. Untuk produksi acara yang berskala besar, hendaknya melakukan kolaborasi yang melibatkan beberapa tenaga ahli dibidangnya. Ruang gerak kamera, olah gerak pengisi acara, Variasi lighting, pengambilan suara, kostum, make-up, dan kebutuhan teknik yang memungkinkan.
5. Ruang lingkup tanggung jawab Departemen Art adalah :
5.1. Desain Grafis
Meliputi pekerjaan pembuatan tata aksara (lettering), ilustrasi gambar, panel informasi, animasi computer grafis, papan caption, dll.
5.2. Set Décor
- Basic studio items: platform legs
- Fasility items: drops, support, flooring, cloth, garss mats
- Large sets-main body: unit piece, photo backing, unit sets
- Greenery: stones, plants
5.3. Properties
- Seluruh furniture
- Lukisan
- Peralatan masak, olah raga
- Perlengkapan sesuai set tang dibangun
5.4. Special effects
- Angin
- Hujan
- Berawan
- Salju, ice/dry ice
- Efek elektrik
5.5. Special Atwork
- Miniature sets
- Siluet (silhouettes)
- Boneka
- Model
5.6. Make-up, hairdo, customes,wardrobe
- Make up (tat arias)
- Tata busana (Wardrobe/custom)
-Tata brambut (wigs)
- Aksesories (accessories)
- Alas kaki (footwear)
5.7 Dalam operasional hariannya, Departemen Art ini juga membantu berbagai kegiatan perusahaan antara lain :
5.7.1. Pengaturan set decorasi, ruangan kantor, termasuk tata artistiknya.
5.7.2. Membantu Departmen Produksi dalam penyediaaan set decorasi dan keprluan Art lainnya.
5.7.3. Membantu Departemen Promosi dalm pembuatan desain kalender, undangan, dll.
5.7.4. Membantu divisi marketing dalam pembuatan desain leaflet, brosur, buku program bulanan, dll.

Set Décor dan Property
Set décor untuk Produksi TV hendaknya memenuhi beberapa criteria, yaitu :
- Artistik: Stting seharusnya sesuai dengan suasana, subyek dan tujuan produksi
- Teknis: Sesuai untuk digunakan di studio, ukuran-ukurannya, perlengkapan dan anggaran biayanya.
- Desain: Harus memungkinkan untuk berbagai pengambilan gambara, bebas untuk tata suara, kamera, lighting, dll.
- Komposisi ; cocok untuk karakteristik kamera TV, irama, warna, contrast dan finishingnya.

Para perancang set decor TV dapat menciptakan set décor yang diinginkan dengan melakukan daur ulang material.

Make-up
Pekerjaan make up untuk TV memiliki 3 bentuk dasar, yaitu:
1. Stright Make-up
2. Corrective Make-up
3. Character Make-p

1. Straight Make-up
Straight Make-up merupakan dasar dari tindakan make-up, dengan tujuan untuk memberikan keseimbangan sehingga pengisi acara berpenampilan minimal. Misalnya ;
- Menyegarkan warna kulit muka yag pucat dan redup da memberi kesan bercahaya.
- Memberikan bedak khusus untuk muka yang berjerawat, sehingga kulit terlihat lebih halus dan bersinar.
- Memberikan kesan bibir tang menyegarkan, menebalkan alis, meggelapkan warna telinga yang berminyak atau menerangkan warna gelap dibawah mata.
Dalam beberap acara produksi TV, pengisi acara memerlukan sedikit bahkan tanpa make-up. Cukup dengan sedikit polesan sesaat sebelum penampilan yang terkadang dikerjakansendiri oleh pengisi acara sendiri.

2. Corrective Make-up
Dimaksudkan untuk mengurangi beberapa karakteristik raut wajah yang kurang sempurna. Tujuannya adalaha memperlakukan orang tanpa melakukan rekayasa berlebiha terhadap daya tarik pribadinya. Beberapa perlakuan / tindakan yang dilakukan berkisar antara pemebetulan garis bibir, mata, hidung atau membuat permukaan kulit tidak mengkilat. Kulit yang bernoda dan warna yang tidak menarik dapat ditutupi/dipoles dengan bahan make-up yang memperhalus penampilan. Lengan, tangan, lutut dan telinga dapat dipoles dengan bahan body make-up. Perlu diperhatikan agar tidak memberi make-up yang berlebihan.

3. Character Make-up
Disini make-up yang diperlukan ditekankan pada pembentukan karakter yang akan diperankan oleh actor. Dengan make-up tertentu membuat wajag subyek berubah total. Misalnya make-up untuk setan atau monster Frankenstein. Theatrical make-up memerlukan cara yang lebih kompleks agar gambar yang terekam di kamera betul-betul menempilka karakter sesuai yang diinginkan scenery.

Prinsip-prinsip dan tata cara make-up televisi hamper identik dengan yang ada di film. Bedanya, di film tiap adegan dapat dishot segmen per segmen, baru kemudian diurutkan dalam proses editing, sedangkan di TV dimungkinkan penampilan subjek disorot terus-menerus dengan tempo yang relative lebih panjang.

Prosedur Permintaan Jasa Departemen Art
Mengingat benyaknya tugas yang harus dikerjakan, prosedur permintaan jasa pekerjaan Departemen Art sebagai berikut :

PENGGUNAAN PERALATAN PRODUKSI

Penanganan dan penggunaan peralatan Produksi memerlukan pengetahuan, pengalaman dan penghayatan atau seri yang baik. Beberapa peralatan penting adalah :
- Kamera
- Lighting
- Audio
- Video tape Recording (VTR)
- Editing
- Visual Effects
- EFP/OB Van SNG
- Production Control Room

Kamera
Dalam produksi kamera adalah alat yan paling utama yang dioperasikan oleh cameraman/juru kamera, dibantu oleh asistennya.

Beberapa tugas penting Cameraman adalah :
1. Mengoperasikan kamera untuk Sooting live atau taping program, baik di dalam maupun di luar studio.
2. Mengikuti instruksi director/pengarah acara untuk memperoleh gambar sesuai script.
3. Memberikan saran ke Director untuk pengambilan gambar terbaik.
4. Bertanggung awab untuk pemeliharaan kamera agar tetap siap operasi.
5. Membuat laporan tertulis/lisan bila ada kerusakan pada kamera.
6. Bertanggung jawab terhadap kualitas gambar, komposisi dan lensa.
7. Selalu menggunakan istilah teknik dalam operasional Produksi.
8. Bekerjasama dengan baik bersama semua crew produksi.
9. Melakukan pengepakan kamera set untuk teransportasi bila aan melakukan shooting di luar kot/negeri.
10. Instruksi kerja untuk kameraman dapat dilihat di manual Divis Teknik.

Istilah/perintah dalam operasional Kamera ;
1. Track in = maju
2. Track out = mundur
3. Crab left = bergeser ke kiri
4. Crab right = bergeser ke kanan
5. Elevate = crane up = menaikkan kamera/meninggikan kamera
6. Depress = crane down = merendahkan/menurunkan kamera
7. Pan left = mengarahkan kamera ke kir
8. Pan right = mengarahkan kamera ke kanan
9. Tilt up Pan up = menaikkan kamera dan mengarahkan kamera ke bawah
10. Tilt down = Pan down = menurunkan kamera dan mengarahka kamera ke atas
11. Framing = merupakan istilah standard yang digunakan untuk ukuran gambar. Tiap ukuran diberikan nama untuk memudahkan komunikasi antara director dengan cameraman. Contoh berikut adalah framing manusia, yaitu :
11.1. Detail Shot
Pengambilan gambar sebelah mata kanan/kiri sebagaimana diterangkan dalam script, mis: CU LET EYE. Petunjuk di script biasanya menyebut kamera kanan atau kiri.
11.2. Big Close-Up (BCU)
Potongan dari bagian atas kepala, bukan mulut atau dagu. Digunakan apabila Director ingin menonjolkan ekspresi atau cirri khusus subjek
11.3. Close-Up (CU)
Keseluruhan bentuk kepala.
11.4. Medium Close-Up (MCU)
Bagian bawah frame adalah bagian dada subjek
11.5 Mid Shot (MS)
Bagian bawah frame berada lebih bawah lagi dari pinggang untuk menunjukkan sosok subyek.
11.6. Medium Long Shot (MLS)
Juga disebut shot ¾ . Bagian bawah frame berada di sekitar lutut subyek.
11.7. Long Shot (LS)
Gambar tubuh secara lengkap dengan jarak yang sama antara batas frame di atas kepala dengan di bawah kaki. Ukuran shot ini dimulai untuk menunjukkan action sesuai ukuran set.
11.8. Very long (VLS)
Gambar tubuh secara lengkap. Jarak diperbesar keduanya diatas kepala dan di bawah kaki untuk menunjukkan posisi subyek diantara obyek lain yang ditonjolkan.
Apabila telah selesai dala suatu shooting, maka:
1. Kembalikan kamera head pada posisi lock-off posisi yang terendah.
2. Apabila prompters atau lampu kamera telah terpakai, lepaskan kabelnya.
3. Tutup lena dengan penutupnya dan pindahkan dolly ke tempatnya semula.
4. Apabila video enginer menyatakan bahwa kamera telah dimatikan, gulung kabelnya dengan baik dan rapi untuk memudahkan pemakaian bertikutnya.
5. Hed set untuk komunikasi agar disimpan kembali.
6 Simpan shot shet/rundown yang telah dipakai sebagai dokumentasi untuk bahan evaluasi. Dokumentasi ini dapat dimanfaatkan untuk program yang sama atau sejenis.

Lighting
Tata cahaya/lighting yang baik secara teknik dan artistic merupakan kontribusi yang vital bagi Produksi program TV. Jenis dan model yang dikehendaki dari pengaturan lighting harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan produser. Lighting yang baik adalah bila hasil di layer TV segalanya terlihat natural atau tercapai tujuannya.

Maksud dan tujuan ;
1. Lighting bertujuan agar hasil kamera Tv menghasilkan gambar yang berkualitas tinggi. Tingkat pencahayaan harus tepat untuk lensa kamera yang digunakan, sehingga gambar bisa diexpose dengan benar dan menciptakan ilusi tiga dimensi pada gambar datar.
2. Lighting diposisikan yang cocok untuk berbagai posisi kamera.
3. Posisi lighting disesuaikan dengan scenery, kamera dan possi sound oom agar tidak menghalangi talent dalam membaca prompter, mendegradasi make-up dll.
4. Menimbulkan impact visual yang menarik dan meningkatkan daya tarik subyek.
5. Mengesankan suasana yang tepat dan terlihat asli/natural dengan mengesankan waktu sesuai hari dan cuaca sesuai script.
6. Menentukan focus dan daya tarik pemirsa.


Audio
Dalam produksi televisi yang merupakan media audio visual, audio memgang peran sangat mendasar. Kualitas suara yang baik sesuai dengan scenery yang diatur da ditata dengan sempurna melalui peralatan teknologi seoptomal mungkin merupakan daya tarik bagi pemirsa.
Peralatan audio harus di set sedemikian rupa agar serasi degan audio level yang dikhendaki. Apabila terlalu keras akan menyebabkan penyimpangan berlebiha sehingga menghasilkan nada berlebihan yang palsu dan sumbang.

Videotape Recording (VTR)
VTR merupakan peralatan produksi yang mengalami banyak kemajuan hinga saat ini merupakan peralatan yang mudah dioperaikan lebih kompak dan dapat diandalkan.

Beberapa kegunaan VTR :
1. Kualitas dari program yang direkam hamper setara dengan video original
2. Hasil rekaman dapat segera di replay tanpa melalui proses pendahuluan apapun. Pada beberapa peralatan telah dilengkapi dengan monitor untuk memeriksa kualitasnya.
3. Videotape dapat direproduksi berkali-kali tanpa penurunan kualias.
4. Hasil rekaman dapat dihapus total atau dipilih dan dapat dipkai untuk rekaman berikutnya.
5. Videotape mudah diedit.
6. Videotaping memudahkan scheduling. Program dapat direkam dalam saat yang memungkinkan serta dapat diputar ulang bila dinginkan.
7. Berbagai effects video dapat direkam dan diperiksa seketika.
8. Film-film cinema dapat ditransfer ke film video untuk diberi tabahan title/kata-kata, penambahan music atau effects.
9. Director dapat membuat off-line editing sebelum dilakukan post-production final editing.

Editing
Editing dilakukan agar memperoleh hasil akhir/final dari proses [roduksi agar siap disiarkan sebagai program televisi. Editing dibuat dengan keahlian dan rasa seni yang baik dapat merupakan kreativitas penting bagi kontribusi produksi.

Dalam TV editing terdapat 3 macam editing:
1. Video switching pada saat rekaman dengan production switcher
2. Post-production videotape editing
3. Film editing

Pda dasarnya mekanisme editing berhubungan denga :
- “moment” yang dipilih untuk berpindah dari satu adegan ke adegan lainnya.
- “bagaimana” membuat perpindahan (cut, mix) dan “kecepatan” dari perpindahan.
- “maksud” dari adegan-adegan dan “durasi”
- Memelihara kesinambungan gambar dan audio yang bagus, mengkombinasikan gambar yang dishoot ditempat dan waktu yang berbeda, walaupun dengan single kamera.

Oleh karena itu diting mempunyai manfaat antara lain:
1. Memindahkan pusat perhatian, menuntun p[erhatian kepada aspek dari subjek atau adegan.
2. Menekankan atau menahan suatu informasi.
3. Tujuan dan durasi adegan dapat menyebabkan bagaiamana audience menafsirkan atau bereaksi terhadapnya.

Pada umumnya studio memiliki berbagai tempat penyimpanan dan fasilitas pelayanan yang berada didekatnya, untuk membantu kelancaran aktivitas Produksi dari hari ke hari. Adapun bagioan-bagian dari bangunan tersebut adalah:
Ruang Set dan Properties
Tempat pembuatan dan penyimpanan set décor yang akan digunklan produksi. Juga disimpan berbagai perlengkapan seperti furnitures, asesories, dekorasi/hiasan yang siap untuk dipasang sebagai set dcor.

Gudang Teknik
Berfungsi sebagai gudang untuk perlengkapa teknik yang dapat dipindah-pindah yang siap untuk segera digunkan seperti camera mounting, perlengkapan lighting, sound boom, picture monitor dan kabel-kabel. Gudang ini sangat diperlukan selain untuk keamaan juga agar studio bebas dan bersih dari peralatan saat pemasangan set décor.

Ruang Make-up
Ruang untuk make-up pengisi acara, biasanaya tersedia masing-masing untuk pria dan untuk wanita.

Ruang Ganti
Ruang untuk ganti pakaian, ada tempat terpisah untuk pria dan wanita srte penyimpanan persediaan costom.

Waiting Room
Ruang tunggu untuk pengisi acara, istirahat untuk penggilan tampil ke studio. Pada beberapa stasiun TV digunakan juga untuk ruangan makan artis dan crew.

Ruang VIP
Ruang tunggu untuk pengisi acara VIP

Toilet
Masing-masing untuk pria dan wanita.

Beberapa ruangan lain yang letaknya tidak jauh dari studio adalah ruang peralatan elektronik, ME dan Maintenance.

Contoh tariff sewa studio terlapir.

Production Control Room
Productioan Control Room merupakan ruangan yang sangat penting dari studio, dimana terdapat peralatan pemroses gambar yang diperoleh lewat kamera. Di sini pengarah acara/director dan par stafnya bekerja. Dari ruangan ini dapat melihat studio melalui kaca.
Segala sesuatu yang ada didalam studio, termasuk perlatan dan aktivitasnya terlihat.

Efek digunakan juga untk alsan-alasan praktis. Misalnya untuk ksenangan, ekonomi, keamana, dapat diandalkan dan khususnya apabila gambar tidak mungkin didapati dengan cara biasa.

Gambar efek dapat mempunyai bermacam arti:

Special Effects
Seperti api, ledaka dan asap adalah keterampilan khusus yang harus diserahkan pada ahlinya.

Staging Effects
Termasuk keindahan ilusi seperti perpektif semu dan perubahan ukuran.

Lighting Effects
Berkisar mulai dari impresi lingkungan seperti matahari terbenam, hingga ilusi efek seperti kendaraan lewat, riak/gemericik air dan cahaya apai.

Mirror Effects
Untuk reposisi sudut pandang kamera atau menggandakan images.

Projection Effects
Menggunkan depan atau belakang projection images.

Kamera Effects
Meggunakan perlengkapan optic.

Foreground Effects
Kamera mengambil gambar melalui tabir.

Elektronik/video Effcts
Dihasilkan melalui teknik penggunaan dan control signal video.

Temporal Effects
Dengan menggunakan cara percepatan, perlambatan atau pendiaman waktu.


Studio
Studio merupakan bagian sangat penting dalam produksi program stasiun TV. Selain untuk memproduksi acara sendiri/inhouse production, dapt dipakai untuk berbagai kepntingan produksi lainnya. Misalnya untuk disewakan kepada production house atau biro iklan. Efisiensi dalam pemakaian studio penting karena investasi yag dibutuhkan dalam pembagunan studio cukup besar.

Maintenance
Secara fungsional Dep[artemen Teknik mempunyai tugas melakukan maintenance semua peralatan produksi. Tapi pada dasarnya siapapun yang terkait dala penggunaan peralatan tersebut mempunyai kewajiba untuk merawat peralatan. Tanpa perawatan yang baik, peralatan kan rusak atau berkurang kemampuannya sehingga merugikan perusahaan.

Peralatan Produksi Tv memiliki teknologi yang semakin canggih dan mahal serta mempunyai peranan penting dalam keberhasilan suatu produksi. Karena itu :
1. Pastikan bahwa peralatan tersebut hanya digunakan oleh orang-orang yang terlatih.
2. Pergunakan peralatan seoptimal mungkin dan gunakan semaksimal mungkin teknik-teknik produksi, sehingga menhasilkan produksi yang terbaik.
3. Perawatan peralatan penting dilakuakan sehinga memiliki daya gua dan hasil guna yang optimal, taha lama, dan selalu siap saat akan digunakan.
4. Perawatan dilakukan secara terus-menerus, sebelum, dan setelah pemakaian. Pergunakan peralatan mengikuti operation manual.
5. Hindari pemakaian yang kasar, ceroboh dan lalai.
6. Gunakan peralatan dengan tepat guna, perhitungan cermat dan efisien.

(Dari berbagai sumber)

Istilah Produksi Siaran Televisi


Juru kamera profesional sedang
bergaya di mesjid Banten Lama
sebelum syuting dokumenter
dengan menggunkan Handycam






















Link http://www.liputan6.com/

Berikut Istilah yang harus dikuasai sebagai TV Broadcaster


Videotape Editor
Penata gambar dengan video.

Costume Designer
Merencanakan dan menyusun bermacam-macam kostum untuk drama, penari dan show anak-anak.

Cameraman, Asisten Cameraman
Profesional dalam penggunaan kamera.

Set Designer / Scenic Designer
MErencanakan, membuat desain dan mengorganisasikan pengaturan peletakan/pemasangannya, mengatur letak dan tata warnanya.

Lighting Director, Lightingman
Merencanakan pengaturan dan pemakaian lighting, baik dari segi teknik maupun artistic.

Audio Engineer/Sound Supervisor, Audioman
Bertanggung jawab soal teknik dan artistic masalah tata suara, mengontrol audio level, balance, kualitas semua aspek penyuaraan baik padasaat rehearsal, live atau taping, hingga saat post-production.

VTR Operator
Juru rekam video.

CCU Operator
Petugas pada Central Control Unit.

Boomer
Operator boom untul michrophone.

Art Director
Penata artistic, desain, dekorasi, make-up, custome.

Supervisor Workshop dan Property set
Pengatur bengkel property.

Make-up
Penata rias artis.

Wardrobe Custodian
Penata busana artis


Perencanaan merupakan pilar utama dalam Produksi. Perencanaan yang cermat, teliti dan teratur dalam sistematika yang benar akan memudahkan dalam pelaksanaan.

(Dari Berbagai Sumber)

Jumat, 21 September 2007

PENULISAN NASKAH IKLAN RADIO & TV - 2

KREATIVITAS DALAM IKLAN
Ke - 2

Frank Jefkins dalam buku Agustrijanto, Secara spesifik, batasan bahwa inti periklanan berkaitan erat dengan keahlian-keahlian khusus yang menyertainya yaitu kreativitas-kreativitas :
- Kreativitas untuk menarik perhatian.
- Kreativitas untuk memenangkan perhatian khalayak.
- Kreativitas untuk membangkitkan minat yang berlanjut pada tindakan konsumen.
- Kreativitas untuk pemilihan, penggunaan media-media yang paling efektif dari segi biaya.

Disimpulkan, periklanan adalah interaksi di antara 3 sisi ;

1. Pengiklan/pemasang iklan/produsen.
2. Biro Iklan.
3. Pemilik media yang akan memuat iklan.
4. Secara umum, setiap iklan harus memenuhi kriteria :

MENULIS IKLAN

1. Benar, pesan yang disampaikan tidak boleh ada unsur berbohong.
2. Bertanggung jawab, pengusaha iklan harus selalu siap menghadapi tuntutan jika yang
diiklankan ternyata menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
3. Sesuai selera dan kesusilaan, artinya iklan harus akrab dengan etika dan susila yang
berkembang di tengah masyarakat.
4. Iklan umpan, yakni iklan harus sesuai antara yang diiklankan dengan harga yang tertera.
5. Garansi dan Jaminan, bahwa kualitas produk harus dapat dibuktikan dan memang teruji.
6. Harga murah, yaitu iklan tdak boleh sembarangan menyatakan discount tanpa ada
pertanggungjawaban atas data yang dimaksud yang bias disebut sebagai tindak penipuan.
7. Mutu palsu, maksudnya adalah iklan tidak boleh menjanjikan kualitas namun sebenarna
mutunya tidak sepadan denan yang diinformasikan.
8. Testimonial, yakni kesaksian, bahwa jika menggunakan saksi maka saksi mata tersebut
harus benar-benar berkompeten dan membuat pernyataan yang jujur adanya.
a. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agara tertarik pada barang
dan jasa yang ditawarkan.
b. Pemberitahuan kepada halayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media
massa ( seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat-tempat umum. Sementara
menurut kamus Inggris, Iklan adalah advertisement.

Rabu, 19 September 2007


TRAVELING SHOOT TERKADAG DILAKUKAN JURU KAMERA KETIKA PENGAMBILAN GAMBAR OBJEK BERGERAK, BALAP SEPEDA TOUR D INDONESIA 2005 MISALNYA

FILM PENDEK KARYA KAMI


MIA & UKON MAHASISWA JURNALISTIK BERAKTING SAAT SYUTING FILM PENDEK HIP-HIP CERIA AWAL 2005

indevendent short film production


MAHASISWA BIASA MEMPRODUKSI FILM DEMI IDEALISME DAN EKSISTENSINYA

tv production


TRANS TV STASIUN TV NASIONAL YANG MENAYANGKAN TAYANGAN BERITA KHAS REPORTASE INVESTIGASI SETIAP AKHIR PEKAN


TSUNAMI ATJEH DESEMBER 2004

PRODUKSI SIARAN TELEVISI KE - 4



Oleh : Yoki Yusanto

Pertemuan Ke-4

Tahapan Pelaksanaan Produksi Siaran Televisi

Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim produksi mata acara televisi kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan di layar kaca. Program Mata Acara televisi berbagai macam jenisnya, kita amati dahulu satu-persatu.

Film Dokumenter (Documentary Film)

Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.

Film Cerita Pendek (Short Film)

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
Film Cerita Panjang (Feature – Length Film)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

Film-film Jenis Lain

Profil Perusahaan (Corporate Profile)

Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, missal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi.

Iklan Televisi (TV Commercial)

Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara eksplisit’, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut. Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.

Program Televisi (T V Programme)

Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow dan liputan/ berita.

Video Klip (Music Video)

Sejatinya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)

Tahapan Produksi Mata Siaran Televisi

Pra Produksi (Pre Production)

Pengalaman saya (penulis, red) yang tergabung dalam tim produksi Cineraya Pranadipta, salah satu divisi produksi kreatif di stasiun televisi nasional Lativi tahun 2003-2004. Lativi membagi beberapa divisi dalam mengisi mata acara televisi. Divisi News & Ca (Current Affair) menjadi tumpuan utama sebagai divisi yang memproduksi tayangan berita. Tayangan berita televisi yang diproduksi saat itu Lativi Pagi, Lativi Siang, Lativi Sore, Dialog dan lain-lain. Divisi Produksi Lativi memproduksi tayangan Dangdut, Wanita-wanita (program dialog tentang wanita) dan lainnya. Sedangkan divisi Cineraya Paradipta, yang dipimpin oleh Slamet Raharjo Djarot, Maestro Film Indonesia. Memproduksi sinema elektronik (sinetron), Talkshow, Asmarandana, Desah Malam. Tim inti produksi Cineraya yang hanya berjumlah tujuh orang ini pun memproduksi tayangan Infotainment Paparazi dan program mahasiswa Almamater.

Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di luar studio (out door) atau dalam studio (in dor), tim produksi haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses produksi dilakukan dalam rapat di kantor yang terdapat di lingkungan Lativi.

Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata acara kepada Eksekutif Produser. Lalu proses presentasi dan diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan. Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai acuan dan standar operasional prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain.

Ada hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat. Slamet Raharjo menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton menyaksikan tayangan kita buat. Tidak hanya itu, tujuan utama kita memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema yang diproduksi pada divisi Cineraya Lativi, lebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya. Namun Slamet mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi.
Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di luar tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya mempersiapkan Desain Produksi. Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan produksi yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara. Tidak berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi setidaknya harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ;

1. Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ?
2. Naskah ini punya siapa ?
3. Menggunkan format video apa ?
4. Bagaimana memulai Shooting ?
5. Seluk beluk anggaran.
6. Dari mana dananya ?
7. Mempersiapkan crew.
8. Menyusun tim produksi.
9. Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara.

Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian kemari adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu. Orientasi laba tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang memang tak berdaya. Harus dilawan dengan tayangan yang berkualitas. Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam memproduksi mata acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih dapat menggali pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan penonton. Baik hiburan maupun berita.

Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola televisi. Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya kreativitas pekerja kreatif.

Jenis Tayangan Mata Acara televisi

1. A. News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang, petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia (RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore. Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News. Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang termasuk pada segment Feature News.

B. Drama (FIKSI), dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario, Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi. Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy, komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi.

Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. Sedangkan Drama

Komedi, terbagi menjadi beberapa jenis a.l :

Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.

Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.

Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu.

Selasa, 18 September 2007

TUGAS PSTV KELAS JURNALISTIK

BREAKING NEWS
JOURNALIS CLASS
PEMBAGIAN KELOMPOK
PRODUKSI SIARAN TELEVISI
SEMESTER VII
KELAS JURNALISTIK
lihat :
Kelompok 1
1. Dedy Mirwan
2.M. Nurcahyo
3.Lili Sunardi
4.Aditya B L
Kelompok 2
1. Maryani
2. Tita
3. Yati
4. Delita
Kelompok 3
1.Feri
2.Elinda Rizki
3.Rini
4.Siti Rohmah
Kelompok 4
1.Bahroji
2.Fauzan
3.Ina
4.Laura
Kelompok 5
1. Dwi Kronikawati
2. Nina
3. Dwi Rahayu
4. Yulia
Mahasiswa yang telah memiliki kelompok, diharapkan menyerahkan perencanaan pra produksi berita ringan (soft news) feature televisi. di kumpulkan dengan diketik 1,5 spasi. agar diperhatikan. karena minggu depan akan melaksanakan praktikum peliputan berita televisi - tahap awal.

PRODUKSI SIARAN TELEVISI KE - 3

Pertemuan Ke – 3

PRODUKSI SIARARAN TELEVISI
Keberhasilan Sebuah Organisasi Pelaksanaan Produksi.
Oleh : Yoki Yusanto


Televisi sebuah Industri. Lebih jelasnya, di Indonesia ada 10 stasiun televisi swasta nasional dan ratusan stasiun televisi lokal. Dibutuhkan kreator di dunia kreaivitas televisi yang begitu banyaknya. Tidak ada batasan antara televisi lokal, nasional bahkan televisi asing (televisi kabel).
Kerja kreativitas dalam memproduksi sebuah acara dikerjakan oleh sebuah tim, bukan individu. Dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam memproduksi sebuah acara. Baik dalam memproduksi berita maupun jenis acara hiburan. Berita sudah tidak bisa dipungkuri, bakal diproduksi oleh setiap stasiun televisi. Eksistensi sebuah stasiun televisi di Indonesia bertolak pada sebuah sajian berita televisi.
Sedangkan kegiatan produksi untuk menghasilkan karya artistik yang pendekatannya menghibur, diproduksi untuk tujuan bisnis semata. Di mana pendapatan materi dari iklan tujuan dari sebuah program acara televisi. Acara yang diminati penonton akan banyak mendapatkan iklan. Secara otomatis keuntungan material bagi stasiun televisi.
Tim News atau divisi pemberitaan mengutamakan aktualitas yang tinggi dan kecermatan. Penonton butuh berita yang aktual, faktual dan dapat dipercaya. Para jurnalis televisi beradu cepat dalam menghasilkan berita, bersaing satu tim peliputan berita stasiun televisi lain. Dalam peliputan berita dibutuhkan tim redaksi yang menjungjung tinggi integritas sebuah informasi.
Menurut Naratama, Format acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Askurifai Baksin menegaskan, Kemajuan dan keragaman program acara televisi memang menjadi hal urgen di negara kita. Program acara yang sudah ada harus dikembangkan secara baik agar televisi yang kini hampir dimiliki oleh seluruh masyaraat Indonesia tidak hanya menjadi sarana hiburan, tapi juga sarana pendidikan dan penegakan moral. Program acara televisi hendaknya tidak kebablasan, tidak menimbulkan kesan menjijikan dan nyinyir. Program acara di stasiun tv seharusnya menjadi tontonan cerdas dan artistik, baik secara materi maupun tampilan.
Kini tidak boleh saling meniru antar program mata acara televisi. Melihat program acara berita misalnya. Askurifai menilai, Kesamaan materi (isi) dalam paket berita reguler. Cenderung bermuatan spot news (berita sekilas). Penulis melihat hal baru dalam gebrakan Ishadi S.K. Namun berani tampil beda adalah Trans TV dengan format berita yang Indept News (Laporan mendalam) dalam tayangan berita Reportase Invetigasi. Titik berat tayangan berita ini adalah menyangkut kerugian yang diderita masyarakat banyak. Atau hal-hal yang langsung membuat masyarakat dirugikan sebagai konsumen, misalnya.
Lebih parahnya, Infotainment acara ini menurut Askurifai tidak ada perbedaan satu yang lainnya, di setiap stasiun televisi. Bahkan Veven Sp Wardana pemerhati pertelevisian, mengistilahkan Infotainment di Televisi kita, salah penafsiran. Infotainment dalam arti Informasi dalam dunia hiburan, kini menjadi menjadi sempit. Informasi pada orang-orang yang berada di dalamnya yang lebih pada ekploitasi individu artisnya, seperti masalah pribadi. Artis ditafsirkan berbeda, sebagai selebritis. Seseorang yang masuk televisi lewat Infotainment bisa dikategorikan sebagai selebritis. Sayang kiprahnya di dunia peran atau pentas di dunia seni tidak ada atau prestasinya nihil.
Begitu pula tentang fenomena film-film dari jelajah Hindustan, Mandarin, dan telenovela Amerika latin. Serentak hampir semua televisi menayangkan. Namun di era kebangkitan film nasional tidak dipungiri film yang sukses di bioskop segera di tayangkan televisi. Tidak lebih dari satu tahun. Kebangkitan perfilman nasional bersinergi dengan keberanian televisi nasional menayangkan film-film karya sineas muda. Tidak hanya film Dono, Kasino, Indro dalam Warkop yang biasa menghiasi televisi kita lagi. Akting si’geulis Dian Sastrowardoyo yang biasa kita harus membayarnya di layar perak jaringan bioskop 21. Kini menghampiri sendiri ke ruang pribadi, rumah-rumah di perkotaan maupun di pelosok nan jauh di sana.
Kuis, Famili 100 pernah fenomenal dan berganti stasiun televisi. Mulai Antv, lanjut ke Indosiar terakhir TV 7. Kuis itu dapat mencapai rating tinggi sekali. Kini mulai kembali kuis yang lebih pada pendekatan pada pelengkap program acara, di sela pertandingan langsung sepak bola, misalnya. Terakhir yang perlu dicermati program mata acara reality show. Indonesian Idol, Mamamia, KDI, hingga Akademi Fantasi Indosiar. Format acaranya sepintas sama, namun pengemasan dan kreativitas sedikit berbeda. Untuk hak pembelian merek Indonesia Idol. RCTI melalui Frementle Media (Production House, besar bersekala Internasional) harus mengeluarkan kocek puluhan milyar, untuk sebuah merek tayangan gabungan Reality Show dan Variety Show.

Format Acara Televisi
Format acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut
Perbedaan antara program acara News dan Art. JB. Wahyudi dalam Askurfiai Baksin membagi menjadi dua bagian perbedaan mendasar antara Karya Artistik dan Jurnalistik.

Karya Artistik
1. Sumber : ide /gagasan
2. Mengutamakan keindahan
3. Isi pesan bisa fiksi maupun nonfiksi
4. Penyajian tidak terikat waktu
5. Sasaran : kepuasan pemirsa
6. Memenuhi rasa kagum
7. Improvisasi tidak terbatas
8. Isi pesan terikat pada kode moral
9. Mengutamakan bahasa bebas (dramatis)
10. Refleksi daya khayal kuat
11. Isi pesan tentang realitas sosial
Karya Jurnalistik
1. sumber : permasalahan hangat
2. Mengutamakan kecepatan/aktualitas
3. Isi pesan harus aktual
4. Penyajiann terikat waktu
5. Sasaran : kepercayaan & kepuasan pemirsa
6. Memenuhi rasa ingin tahu
7. Improvisasi terbatas
8. Isi pesan terikat pada kode etik
9. Menggunakan bahasa jurnalistik
(ekonomi kata dan bahasa)
10. Refleksi penyajian kuat
11.Isi pesan menyerap realitas/faktual.

Sumber Buku ; Jurnalistik Televisi, teknik memburu dan Menulis Berita, Drs. Arifin S. Harahap. Indeks 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Askurifai Baksin, Sembiosa Rekatama. Mari Membaut Film. Heru Effendy. 2002, Panduan.